Membangun Kesetaraan Gender: Tantangan dan Peluang di Indonesia
Membangun kesetaraan gender merupakan sebuah tantangan yang tidak bisa dianggap remeh di Indonesia. Meskipun sudah banyak upaya yang dilakukan untuk mendorong kesetaraan gender, namun masih banyak hambatan yang harus dihadapi.
Menurut data dari World Economic Forum, Indonesia berada di posisi ke-85 dari 153 negara dalam hal kesetaraan gender. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan. Salah satu tantangan utama dalam membangun kesetaraan gender adalah adanya stereotip gender yang masih melekat kuat dalam masyarakat.
Dr. Nur Masripatin, Direktur Eksekutif Jaringan Pendidikan Gender Indonesia (JP-Gender), mengatakan bahwa “Stereotip gender yang melekat dalam masyarakat seringkali menjadi penghalang dalam upaya membangun kesetaraan gender. Perlu adanya kesadaran kolektif untuk mengubah pola pikir dan perilaku yang masih mengandung diskriminasi gender.”
Namun, di balik tantangan tersebut, ada juga peluang besar untuk membangun kesetaraan gender di Indonesia. Pemerintah Indonesia telah menetapkan berbagai kebijakan yang mendukung kesetaraan gender, seperti Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Menurut Prof. Dr. Sri Kusumastuti Rahayu, Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia, “Kita perlu memanfaatkan momentum positif ini untuk terus mendorong kesetaraan gender di Indonesia. Peran aktif dari seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta, sangat diperlukan dalam upaya ini.”
Di samping itu, peran media dan pendidikan juga sangat penting dalam membangun kesetaraan gender. Menurut data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, media memiliki peran besar dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap gender. Oleh karena itu, media perlu lebih proaktif dalam menyuarakan isu-isu kesetaraan gender.
Dalam hal pendidikan, Prof. Dr. Arief Surya, Pakar Pendidikan Gender dari Universitas Negeri Malang, menekankan pentingnya inklusi gender dalam kurikulum pendidikan. “Pendidikan yang inklusif terhadap gender akan membantu mengubah pola pikir generasi muda tentang kesetaraan gender. Hal ini akan membawa dampak positif dalam jangka panjang bagi pembangunan Indonesia.”
Dengan kesadaran kolektif dan kerjasama lintas sektor, membangun kesetaraan gender bukanlah hal yang tidak mungkin di Indonesia. Kesetaraan gender bukan hanya tentang hak-hak perempuan, tetapi juga tentang kesejahteraan dan kemajuan bangsa secara keseluruhan. Mari bersama-sama membangun kesetaraan gender untuk masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.