Peran Keluarga dalam Mencegah Radikalisasi Generasi Muda
Radikalisasi generasi muda menjadi isu yang semakin meresahkan masyarakat Indonesia belakangan ini. Berbagai kasus terorisme yang melibatkan anak-anak dan remaja semakin menunjukkan pentingnya peran keluarga dalam mencegah radikalisasi generasi muda.
Menurut Agung Prabowo, seorang pakar terorisme dari Universitas Indonesia, “Peran keluarga sangat vital dalam membentengi anak-anak dari paham radikal. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak-anak untuk belajar nilai-nilai kebaikan dan toleransi.”
Tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pemahaman dan sikap anak-anak. Oleh karena itu, orangtua harus aktif dalam mendampingi dan mengawasi aktivitas anak-anak, terutama di dunia maya yang rentan akan propaganda radikal.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), anak-anak yang kurang mendapatkan perhatian dan pengawasan dari keluarga cenderung lebih rentan terpengaruh dengan paham radikal. Oleh karena itu, komunikasi yang baik antara orangtua dan anak sangat penting dalam mencegah radikalisasi generasi muda.
Selain itu, pendidikan agama yang benar dan seimbang juga menjadi kunci dalam mencegah radikalisasi generasi muda. Menurut Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, “Pendidikan agama yang baik akan membentuk karakter anak-anak menjadi lebih toleran dan menghormati perbedaan.”
Dengan demikian, peran keluarga dalam mencegah radikalisasi generasi muda tidak dapat dianggap remeh. Orangtua harus menjadi teladan dan membimbing anak-anak dengan baik agar mereka tumbuh menjadi individu yang berpikiran terbuka dan tidak terpengaruh dengan paham radikal. Jika peran keluarga ini dijalankan dengan baik, diharapkan kasus radikalisasi generasi muda dapat diminimalisir dan Indonesia bisa menjadi negara yang aman dan damai.